A.
PENGERTIAN
MOTIVASI
Istilah motivasi berasal dari
bahasa latin yaitu movee yang dalam bahasa ingggris berarti to move adalah kata
kerja yang artinya menggerakkan.
Motivasi itu sendiri dalam bahasa inggris adalah motivation yaitu sebuah kata
benda yang artinya penggerakan . oleh sebab itu, ada juga yang menyatakan bahwa
“motives drive at me” atau motiflah yang menggerakkan saya. Tidak jarang nuga
dikatakan bahwa seorang siswa hagal dalam mata pelajaran tertentu karena kurang
motivasi.
Secara
psikologi ada yang mendefinisikan :
“
…mewakili proses-proses motivasi psikologikal yang menyebabkan timbulnya,
diarahkannya, dan terjadilah persistensi kegiatan-kegiatan sukareala (volunter)
yang diarahkan kearah tujuan tertentu.” (Mitchell, dalam Winardi, 2001 : 1)
Dari
definisi ini, jelas betapa pentingya peran motivasi dalam pembelajaran karena
dengan adanya motivasi dalam pembelajaran kareana dengan adanya motivasi siswa
tidak hanya akan belajar dengan giat tapi juga akan menikmatinya. Dengan
demikian secara ridak langsung motivasi akan membantu guru mempermudah dalam
menyelenggarakan proses PAKEM yaitu
singkatan dari pembelajran yang Aktif, Efektif, dan menyenangkan yaitu model
pembelajaran yang dewasa ini sedang giat digalakkan penerapannya disekolah di
Indonesia.
B.
MOTIVASI
DALAM PEMBELAJARAN
Dalam pembelajaran motivasi adalah
seuatu yang menggerakkan atau mendorong iwa untuk belajar atau menguasai materi
pelajaran yang sedang diikutinya. Tanpa motivasi, siswa tidak akan tertarik dan
serius dalam mengikuti pembelajran. Sebaliknya, dengan adanya motivasi yang
tinggi, siswa akan tertarik dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam proses
pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi siswa akan tertarik dan terlibat
bahkan berinsisiatif dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi
siswa akan berupaya sekuat-kuatnya dan dengan menempuh berbagai strategi yang
positif untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
Upaya siswa dalam mencapai keberhasilan
belajar tersebut meliputi mendenganrkan ceramah dengan serius, menjawab
pertanyaan, berpatisipasi aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas-tugas yang
dieberikan oleh guru. Bahkan tidak jarang siswa yang memiliki motivasi belajar yang
tinggi akan memberikan masukan dalam bentuk gagasan atau usulan kepada guru
atau kepada kelas tentang berbagai kegiatan tambahan bahkan tugas tambahan
untuk memperluas dan memperdalam lingkup materi pelajaran yang harus
dipelajari. Motivasi yang tinggi membuat siswa haus akan berbagai aspek yang
terkait dengan topik dan mata pelajaran yang dipelajarinya. Ia pun akan
menetapkan targetnya sendiri yang melebihi target yang ditetapkan oleh guru
atau kurikulum. Ia mencari sendiri materi pelajaran yang ingin dikuasainya
melalui berbagai sumber dan cara menurut inisiatifnya sendiri.
C.
MOTIVASI
DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Prestasi
belajar siswa adalah hasil dari berbagai upaya dan daya yang tercerimin dari
partisipasi belajar yang dilakukan siswa dalam
memempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Sebagaimana
telah dijelaskan di depan , kuat dan lemahnya partisipasi belajar yang
dilakukan siswa dalam belajar tergantung pada seberapa kuat pula upaya dan daya
yang dikerahknanya untuk berpartisipasi dalam belajar. Sebaliknya lemahnya
motivasi akan melemahkan ypaya dan dayanya untuk belajar.
Berbagai
pakar juga diperkuat oleh temuan berbbagai penelitian menyimppulkan bahwa
terdapat hubungan atau korelasi yang kuat antara kinerja dan prestasi. Hubungan
ini juga berlaku dalam proses belajar dan mengajar yaitu prestasi belajar siswa
berhubumgan dengan kinerja belajarnya. Karena motivasi belajar berkorelasi
dengan kinerja belajar sedangkan kinerja belajar berkorelasi dengan prestasi
belajar, maka prestasi belajar secara tidak langsung berkorelasi pula dengan
prestasi belajar siswa.
D.
SUMBER
– SUMBER MOTIVASI BELAJAR SISWA
Pandangan
lain tentang motivasi adalah sebagaimana dikemukakan oleh Gray dan kawan-kawan
yaitu
“ .. motivasi merupakan jasil
sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seseorang individu,
yang menyebabkan timbulnya sikap entusianisme dan persistensi, dalam hal
melaksanakan kegiatan0kegiatan tertentu.”
Sejalan
dengan pandangan gray dan kawan-kawan, dalam pembelajaran dikenal dua jenis
motivasi dilihat dari sumber datanganya motivasi tersebut yakni
-
Motivasi intrinsik
-
Motivasi ekstrisik
1. Motivasi Ekstrinsik
a.
Pengertian
Motivasi
ekstrinsik adal hmotivasi untuk nelajar yang berasal dari luar diri siswa itu
sendiri. Motivasi intrinsik ini diantaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yang
muncul dari luar pribadi siswa itu termasuk dari guru. Faktor – faktor tersebut
bisa positif bisa negatif.
Contoh
dari motivasi ekstrinsik yang negatif adalah rasa takut siswa akan hukuman akan
diberikan oleh guru mendrong siswa untuk mengerjakan perkerjaan rumah. Contoh
motivasi ekstrinsik yang positif adalah dorongan siswa untuk mengerjakan
pekerjaan rumah karena inignin mendapat pujian dari guru.
b.
Sifat
– sfat Motivasi Ekstrinsik
Dari kedua contoh tersebut maka dapat
disimpulkan beberapa sifat-sifat motivasi ekstrinsik sebagai berikut ini.
1. Karena
munculnya bukan atas kesadaran sendiri, maka motivasi ekstrinsik mudah hilang
atau tidak dapat bertahan lama
2. Motivasi
estrinsik jika diberikan terus menerus akan menimbulkan motivasi ekstrinsik
dalam diri siswa
2.
Motivasi
Intrinsik
a.
Pengertian
Motivasi intrinsik adalah motivasi untuk
belajar yang berasal dalam diri siswa itu sediri, motivasi intrinsik ini
diantaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yan muncul dari pribadi siswa itu
sendiri terutama kesadaran akan mengingat materi pelajaran bagi siswa itu
sendiri. Manfaat tersebut bisa berupa :
1. Keterepakaian
kompertensi dalam bidang yang sedang dipelajari dalam pekerjaan atau
kehidupannya kelak
2. Keterpakaian
pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran dalam memperluas wawasannya
sehingga memberikan kemampuan dalam mempelajarai materi lain
3. Diperolehnya
rasa puas karena keberhasilan tentang sesuatu yang selama ini menjadi obsesei
atau dambaannya
4. Diperolehnya
kebanggaanya karena adanya pengakuan
oleh lingkungan sosial terhadap kompetensi perestasi
b.
Sifat-sifat
Motivasi Intrinsiku
Diantara
sifat-sifat motivasi intrinsik yaitu :
1. Walaupun
motivasi intrinsik sangat diharapkan namun justru tidak selalu timbul dalam diri
saya
2. Karena
munvulnya atas kesadaran sendiri, maka motivasi intrinsik akan bertahan lebih
lama dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik.
c.
Tanda-tanda
adanya Motivasi Intrinsika-tana adanya motiv
Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda
adanya motivasi intrinsik dalam diri siswa :
1. Adanya
bukti yang jelas tentang keterlibatan, kreativitas, dan rasa menikmati
pelajaran dalam diri siswa selama pembelakaran berlangsung.
2. Adanya
suasa hati (mood) yang positif seperti keseriuan dan keceriaan.
3. Munculnya
pertanyaan dan pengamatan dari siswa
yang mengaitkan materi materi pelajaran dengan kehidupan nyata.
4. Terdapat
diskusi personal lanjutan setelah selesainya jam pelajaran
5. Menyerahkan
tugas atau kerja proyek tanpa dingatkan oleh guru.
6. Berusaha
keras dan tidak cepat menyearah dalam negatasi kesulitan belajar atau
komunikasi serta penyelesaian tugas
7. Mengusulkan
atau enetapkan tugas yang relavan untuk dirinya sendiri
8. Mengupayakan
penguasaan materi secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai strategi dan
sumber belajar.
E.
PERUBAHAN
MOTIVASI BELAJAR
Sebagaimana
dikemukakan oleh Maslow, motif seorang melakukan akan dapat berubah jika
kondidis terkait juga berubah. Dalam konteks pembeljaran , pendapat maslow
dapat kita terima jika kita memperhatikan bagaimana seorang siswa yang ketika dalam periode atau jenjang pendidikan
tertentu sangant bersemangat berpatisipasi dalam kegiatan pembelajran tetapi
kemudian berubah menurun semangat belajarnya di periode yang lain atau
sebaliknya. Ini sejalan dengan teori Conditioning
Pavlov yang menyatakan bahwa akan
menghasilkan stimulus tertentu jika didukung oleh kondisi tertentu pula.
Sebaliknya, stimulus tertentu tidak akan mengahasilkan respon yang sama jika
tiak didukung oleh kondisi yang sesuai.
Setidaknya
ada empat faktor yang mempengaruhi perubahan-perubahan ada kekuatan motif (
Winardi, 2002 : 35 – 40)/ kedelapan faktor tersebut adalah:
1.
Pemenuhan
Kebetuhan
Menurut Abraham Maslow, terpenuhinya
kebutuhan akan menghasilkan peran kebutuhan tersebut sebagai motivator. Siswa
yang termotivasi untuk memperoleh nilai 7, tidak akan termotivasi lagi dengan
nilai yang sama. Begitu juga siswa yang telah menjadi juara kelas tidak akan
termotivasi lagi dengan kedudukan tersebut tetapi memerlukan motivasi yang
lebih tinggi seperti didorong untuk menjadi
juara antar sekolah.
2.
Pemenuhan
kebutuhan yang terhalangi
Terhalangnya tertentunya pemenuhan
kebutuhan akan membuat menurunya motivasi siswa untuk mencapai prestasi
tertentu. Sebagai contoh, siswa yang kurang mendapat perhatian dari gurunya akan
menurun motivasi belajarnya. Tetapi tidak jarang ada sisswa yang berusaha
mencari solusi untuk memecahkan hambatan pemenuhan kebutuhan seperti dengan
mengerjakan pekerjaan rumah lebih baik atau prestasi dalam ekstrakurikuler guna
memperoleh kembali perhatian dari gurunya. Hasilnya motivasinya yang semula
menurun justru akan kembali muncul setelah kebutuhannya yang terhalangi kembali
terpenuhi.
3.
Disonansi
Kognitif
Disonansi
kognitif terjadi jika dua persepsi dalam diri seseorang berbenturan sehingga
menimbulkan kergangan. Tang bersangkuran akan berusaha mencapai konsonansi atau
keseimbangan kognitif dengan memodifikasi salah satu persepsi agar sesuai.
Sebagai contoh, seorang siswa yang tidak mempercayai adanya pengaruh kehadiran
dengan prestasi belajar akan mengalami konflik di dalam diriya ketika
diharuskan slalu datang tepat waktu. Konflik tersebut akan memengaruhi
motivasinya untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Untuk menghilangkan
konflik pskilogis didalam dirinya siswa tersebut harus menciptakan kondisi
kosonansi atau keseimbangan kognitig dengan mengubah persepsinya tentang
pengaruh kehadiran terhadap prestasi belajar
4.
Frustasid
Frustasi
dalam darus iri seorang siswa bisa terjadi akibat terhalangnya pencapaian
tujuan individu siswa yang diligatnya dari persepsinya sendiri bukan dari
persepsi lingkungan di luar dirinya. Sebagai contoh, seorang siswa yang tidak
memperoleh prestasi yang diinginkannya dan menghukum dirinya sendiri akan
mengalami frustasi. Padahal, lingkungan termasuk gurunya tidak mengaggap dia
gagal. Dalam kondisi seperti ini guru harus mampu mengembalikan kepercayaan
diri siswa tersebut dengan mendorong siswa tersebut untuk membuka hati terhadap
kenyataan menurut pandangan guru dan teman sekelasnya.
F.
HAL-HAL
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBERIAN MOTIVASI
Ranupandojo (hlm, 123-125)
memberikan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan motivasi
sebagaimana dirangkum berikut ini.
a. Memahami
adanya perbedaan individu baik secara fisik aupun secara emosional
b. Setiap
individu memiliki kepribadian yang unik sehingg memiliki cara yang berbeda
dalam menghadapi situasi tertentu
c. Semua
perilaku terjadi akibat adanya perbuhan baik dalam diri individu maupun dalam
siruasi yang dihadapinya.
d. Setiap
individu memmiliki rasa ego yang cenderung mengabaikan kepentingan orang lain,
akan tetapi secara rasional ia dapat menyesuaikandengan kepentingan orang lain.
e. Emosi
seseorang biasanya dapat dengan mudah dikenali dan sangat dominan dalam
membentuk perilaku seseorang. Dengan melihat emosinya, kita dapat memperkirakan
bagaimana perilakunya.
f. Pada
umumnya kita jarang mengetahui kondisi individu secara mendalam, sehingga sukat
meperkirakan reaksinya terhadap situasi tertentu
Hal-hal
di atas menunjukkan betapa sulit memberikan motivasi kepada seseorang secara
tepat, kecuali diperoleh gambaran yang akurat dan mendalam tentang kepribadian
individu tersebut serta pola-pola tanggapannya terhadap berbagai situasi.
G.
DEMOTIVASI
Demotivasi adalah lawan kata dari
motivasi. Jika motivasi merupakan pendorong dilakukannya suatu perbuatan
tertentu, sebalinya demotivasi merupakan stimulus yang justrumenahan
dilakukannya perbuatan tertentu. Dalam pembelajaran, kesalah guru dalam
memberikan perlakuan kepada siswa justru akan memhuat terjadinya demotivasi
dalam diri siswa untuk perpartisipasi dalam pembelajaran kemudian bermuara
kepada kegagalan siswa dalam mecapai prestasi belajar yang diinginkan. Satu
diantara jenis perlakuan yang bagi sebagian siswa menjadi faktor demotivasi
adalah hukuman dan sikap guru yang menjaga jarak sosial ari siswanya.
Pengumuman predikat juara kelas yang tidak disertai penjelasan rasional
terhadap kelompok siswa bisa menjadi faktor demotivasi bagi siswa yang tidak
memperoleh predikat tersebut.
Perlakuan
lain yang dilakukan oleh seorang guru dan dapat berakibat terjadinya demotivasi
belajar dalam diri siswa adlah mempermalukannya di depan teman satu kelas.
Mengumkan kelemahan atau menyampaikan kata-kata yang merendahkan harkat siswa
didepan teman – tamannya dikelas atau tindakan lain yang memermalukan siswa
dimata teman sekelas selain akan menimbulkan demotivasi tidak jarang
menimbulkan
0 komentar
Post a Comment