"Tidak Imbangnya Jumlah Karya
Ilmiah dengan Jumlah Mahasiswa Indonesia"
Mahasiswa tentu tidak
bisa lepas dari lingkungan ilmiah. Itu dikarenakan mereka memang berada dalam
ruang lingkup keilmuan. Pada posisi
tersebut, mahasiswa dituntut untuk lebih sering membaca maupun menghasilkan
sebuah karya tulis seperti menulis laporan praktikum, penelitian, karya ilmiah,
dan skripsi. Sayangnya sampai sekarang ini, kemampuan menulis ilmiah
oleh mahasiswa masih tergolong rendah. Hal itu Berdasarkan data Indonesian Scientific Journal Database, yakni
terdata sekitar 13.047 buah jurnal di Indonesia yang berkategori ilmiah, sangat
tertinggal jauh dari Malaysia yang sudah 55.211 dan Thailand 58.931.
Banyak faktor
yang mempengaruhi rendahnya kemampuan menulis mahasiswa terutama dalam menulis
karya ilmiah. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya minat membaca
mahasiswa Indonesia. Membaca dan
menulis tentu tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Mustahil seseorang bisa menulis kalau yang
bersangkutan tidak suka membaca karena kedua kegiatan tersebut saling
beriringan. Dimaksudkan dengan
membaca, mahasiswa dapat menambah
wawasan pengetahuan dan juga untuk menambah referensi untuk menulis karya
ilmiah yang dikerjakannya.
Penyebab lain dari rendahnya semangat berkarya tulis dikarenakan kurangnya penghargaan dari pihak perguruan tinggi maupun
pemerintah terhadap sebuah karya anak bangsa. Hal itu dapat dicontohkan yang mana karya-karya B.J habibie lebih
banyak di hargai di luar negeri di bandingkan di Indonesia. Sedangkan pada
contoh kedua adalah seorang anak bangsa yang mati-matian membuat mobil yang
inovativ yakni “Ferrari” Tucuxi malah di plagiat oleh pemerintahnya sendiri
tanpa seizin pembuatnya. Dari sana dapat diambil kesimpulan bahwa pemerintah
Indonesia kurang menghargai karya anak bangsa. Pemerintah Cuma tahu bagaimana
bisa mendapatkan uang dari karya tersebut tanpa mengetahui bagaimana jerih
payah sang pembuatnya. Pemerintah Indonesia lebih tahu hasil akhirnya tanpa
mengetahui bagaimana proses pembuatannya dan bagaimana seseorang berjerih payah
untuk mebuat karya itu sendiri.
Faktor lainnya
juga yang menyebabkan rendahnya
kemampuan mahasiswa Indonesia dalam menulis karya ilmiah yakni tugas – tugas dari dosen itu sendiri yang
lebih diberatkan mahasiswa dari pada menulis karya ilmiah. Mahasiswa menanggapi
negatif dan sering merasa terbebani dengan tugas dari dosen – dosennya. Sebenarnya
banyak perlombaan karya ilmiah yang
dapat memancing minat mahasiswa untuk menulis karya ilmiah, tapi sayangnya
lomba tersebut hanya diikuti oleh sebagian kecil dari jumlah mahasiswa yang ada.
Rendahnya minat menulis atau mengikuti lomba menulis karya ilmiah tersebut
mungkin dikarenakan sikap mahasiswa yang lebih menyukai pekerjaan yang ringan.
Mereka sering melakukan hal-hal yang instan dalam kehidupannya di perguruan
tinggi seperti perilaku menyalin sebuah tulisan dari karya orang lain tanpa
mengikuti kaidah-kaidah dalam penulisan karya ilmiah adalah suatu contoh nyata
dari kebiasaan instan tersebut
Maka
dari itu, Setelah mengetahui fakta tentang bagaimana kemampuan karya tulis
ilmiah mahasiswa Indonesia saat ini, seharusnya kita ikut tergerak untuk turut
memperbaiki situasi tersebut. Tentunya harus dimulai dari diri kita sendiri
seperti mulai membaca dan menulis. Hal tersebut sangat perlu ditumbuhkan dan
dikembangkan dalam kehidupan mahasiswa di perguruan tinggi. Menulis karya
ilmiah seharusnya menjadi budaya untuk menyebar luaskan ilmu dan pengetahuan
kepada masyarakat luas. Dengan menulis mahasiswa akan dapat meningkatkan
prestasinya dan juga dapat memberikan ilmu pengetahuannya kepada masyarakat
luas.Selain meningkatkan kemampuan membaca dan menulis perlu juga didukung mengikuti
perlombaan karya tulis ilmiah sebagai upaya untuk menguji serta menerapkan ilmu
dan pengetahuannya. Dan yang terakhir perlu adanya dukungan dari luar yakni
pemerintah sendiri. Pemerintah
seharusnya bisa lebih mengahargai karya anak bangsa dengan memberikan penghargaan
dan pekerjaan yang layak dengan gaji yang pantas, sesuai dengan apa yang
dikerjakan. Dengan begitu, mahasiswa Indonesia lebih termotivasi untuk
membuat tulisan karya ilmiah yang berkualitas international.
0 komentar
Post a Comment