Visitor

Wednesday, March 6, 2013

MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN


      A.    PENGERTIAN MOTIVASI
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movee yang dalam bahasa ingggris berarti to move adalah kata kerja yang artinya menggerakkan. Motivasi itu sendiri dalam bahasa inggris adalah motivation yaitu sebuah kata benda yang artinya penggerakan . oleh sebab itu, ada juga yang menyatakan bahwa “motives drive at me” atau motiflah yang menggerakkan saya. Tidak jarang nuga dikatakan bahwa seorang siswa hagal dalam mata pelajaran tertentu karena kurang motivasi.

Secara psikologi ada yang mendefinisikan :
“ …mewakili proses-proses motivasi psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadilah persistensi kegiatan-kegiatan sukareala (volunter) yang diarahkan kearah tujuan tertentu.” (Mitchell, dalam Winardi, 2001 : 1)

Dari definisi ini, jelas betapa pentingya peran motivasi dalam pembelajaran karena dengan adanya motivasi dalam pembelajaran kareana dengan adanya motivasi siswa tidak hanya akan belajar dengan giat tapi juga akan menikmatinya. Dengan demikian secara ridak langsung motivasi akan membantu guru mempermudah dalam menyelenggarakan proses PAKEM yaitu singkatan dari pembelajran yang Aktif, Efektif, dan menyenangkan yaitu model pembelajaran yang dewasa ini sedang giat digalakkan penerapannya disekolah di Indonesia.

       B.     MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
Dalam pembelajaran motivasi adalah seuatu yang menggerakkan atau mendorong iwa untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya. Tanpa motivasi, siswa tidak akan tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajran. Sebaliknya, dengan adanya motivasi yang tinggi, siswa akan tertarik dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi siswa akan tertarik dan terlibat bahkan berinsisiatif dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi siswa akan berupaya sekuat-kuatnya dan dengan menempuh berbagai strategi yang positif untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
Upaya siswa dalam mencapai keberhasilan belajar tersebut meliputi mendenganrkan ceramah dengan serius, menjawab pertanyaan, berpatisipasi aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas-tugas yang dieberikan oleh guru. Bahkan tidak jarang siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memberikan masukan dalam bentuk gagasan atau usulan kepada guru atau kepada kelas tentang berbagai kegiatan tambahan bahkan tugas tambahan untuk memperluas dan memperdalam lingkup materi pelajaran yang harus dipelajari. Motivasi yang tinggi membuat siswa haus akan berbagai aspek yang terkait dengan topik dan mata pelajaran yang dipelajarinya. Ia pun akan menetapkan targetnya sendiri yang melebihi target yang ditetapkan oleh guru atau kurikulum. Ia mencari sendiri materi pelajaran yang ingin dikuasainya melalui berbagai sumber dan cara menurut inisiatifnya sendiri.

      C.    MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Prestasi belajar siswa adalah hasil dari berbagai upaya dan daya yang tercerimin dari partisipasi belajar yang dilakukan siswa dalam  memempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Sebagaimana telah dijelaskan di depan , kuat dan lemahnya partisipasi belajar yang dilakukan siswa dalam belajar tergantung pada seberapa kuat pula upaya dan daya yang dikerahknanya untuk berpartisipasi dalam belajar. Sebaliknya lemahnya motivasi akan melemahkan ypaya dan dayanya untuk belajar.
Berbagai pakar juga diperkuat oleh temuan berbbagai penelitian menyimppulkan bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang kuat antara kinerja dan prestasi. Hubungan ini juga berlaku dalam proses belajar dan mengajar yaitu prestasi belajar siswa berhubumgan dengan kinerja belajarnya. Karena motivasi belajar berkorelasi dengan kinerja belajar sedangkan kinerja belajar berkorelasi dengan prestasi belajar, maka prestasi belajar secara tidak langsung berkorelasi pula dengan prestasi belajar siswa.

      D.    SUMBER – SUMBER MOTIVASI BELAJAR SISWA
            Pandangan lain tentang motivasi adalah sebagaimana dikemukakan oleh Gray dan kawan-kawan yaitu
“ .. motivasi merupakan jasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entusianisme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan0kegiatan tertentu.”
            Sejalan dengan pandangan gray dan kawan-kawan, dalam pembelajaran dikenal dua jenis motivasi dilihat dari sumber datanganya motivasi tersebut yakni
-          Motivasi intrinsik
-          Motivasi ekstrisik
1.      Motivasi Ekstrinsik
a.      Pengertian
            Motivasi ekstrinsik adal hmotivasi untuk nelajar yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri. Motivasi intrinsik ini diantaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yang muncul dari luar pribadi siswa itu termasuk dari guru. Faktor – faktor tersebut bisa positif bisa negatif.
            Contoh dari motivasi ekstrinsik yang negatif adalah rasa takut siswa akan hukuman akan diberikan oleh guru mendrong siswa untuk mengerjakan perkerjaan rumah. Contoh motivasi ekstrinsik yang positif adalah dorongan siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena inignin mendapat pujian dari guru.
b.      Sifat – sfat Motivasi Ekstrinsik
Dari kedua contoh tersebut maka dapat disimpulkan beberapa sifat-sifat motivasi ekstrinsik sebagai berikut ini.
1.      Karena munculnya bukan atas kesadaran sendiri, maka motivasi ekstrinsik mudah hilang atau tidak dapat bertahan lama
2.      Motivasi estrinsik jika diberikan terus menerus akan menimbulkan motivasi ekstrinsik dalam diri siswa
2.      Motivasi Intrinsik
a.      Pengertian
Motivasi intrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal dalam diri siswa itu sediri, motivasi intrinsik ini diantaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yan muncul dari pribadi siswa itu sendiri terutama kesadaran akan mengingat materi pelajaran bagi siswa itu sendiri. Manfaat tersebut bisa berupa :
1.      Keterepakaian kompertensi dalam bidang yang sedang dipelajari dalam pekerjaan atau kehidupannya kelak
2.      Keterpakaian pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran dalam memperluas wawasannya sehingga memberikan kemampuan dalam mempelajarai materi lain
3.      Diperolehnya rasa puas karena keberhasilan tentang sesuatu yang selama ini menjadi obsesei atau dambaannya
4.      Diperolehnya kebanggaanya  karena adanya pengakuan oleh lingkungan sosial terhadap kompetensi perestasi
b.      Sifat-sifat Motivasi Intrinsiku
Diantara sifat-sifat motivasi intrinsik yaitu :
1.      Walaupun motivasi intrinsik sangat diharapkan namun justru tidak selalu timbul dalam diri saya
2.      Karena munvulnya atas kesadaran sendiri, maka motivasi intrinsik akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik.
c.       Tanda-tanda adanya Motivasi Intrinsika-tana adanya motiv
    Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda adanya motivasi intrinsik dalam diri siswa :
1.      Adanya bukti yang jelas tentang keterlibatan, kreativitas, dan rasa menikmati pelajaran dalam diri siswa selama pembelakaran berlangsung.
2.      Adanya suasa hati (mood) yang positif seperti keseriuan dan keceriaan.
3.      Munculnya pertanyaan dan pengamatan dari siswa  yang mengaitkan materi materi pelajaran dengan kehidupan nyata.
4.      Terdapat diskusi personal lanjutan setelah selesainya jam pelajaran
5.      Menyerahkan tugas atau kerja proyek tanpa dingatkan oleh guru.
6.      Berusaha keras dan tidak cepat menyearah dalam negatasi kesulitan belajar atau komunikasi serta penyelesaian tugas
7.      Mengusulkan atau enetapkan tugas yang relavan untuk dirinya sendiri
8.      Mengupayakan penguasaan materi secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai strategi dan sumber belajar.
     E.     PERUBAHAN MOTIVASI BELAJAR
Sebagaimana dikemukakan oleh Maslow, motif seorang melakukan akan dapat berubah jika kondidis terkait juga berubah. Dalam konteks pembeljaran , pendapat maslow dapat kita terima jika kita memperhatikan bagaimana seorang siswa yang  ketika dalam periode atau jenjang pendidikan tertentu sangant bersemangat berpatisipasi dalam kegiatan pembelajran tetapi kemudian berubah menurun semangat belajarnya di periode yang lain atau sebaliknya. Ini sejalan dengan teori Conditioning Pavlov yang menyatakan bahwa  akan menghasilkan stimulus tertentu jika didukung oleh kondisi tertentu pula. Sebaliknya, stimulus tertentu tidak akan mengahasilkan respon yang sama jika tiak didukung oleh kondisi yang sesuai.
            Setidaknya ada empat faktor yang mempengaruhi perubahan-perubahan ada kekuatan motif ( Winardi, 2002 : 35 – 40)/ kedelapan faktor tersebut adalah:
1.      Pemenuhan Kebetuhan
Menurut Abraham Maslow, terpenuhinya kebutuhan akan menghasilkan peran kebutuhan tersebut sebagai motivator. Siswa yang termotivasi untuk memperoleh nilai 7, tidak akan termotivasi lagi dengan nilai yang sama. Begitu juga siswa yang telah menjadi juara kelas tidak akan termotivasi lagi dengan kedudukan tersebut tetapi memerlukan motivasi yang lebih tinggi seperti  didorong untuk menjadi juara antar sekolah.
2.      Pemenuhan kebutuhan yang terhalangi
     Terhalangnya tertentunya pemenuhan kebutuhan akan membuat menurunya motivasi siswa untuk mencapai prestasi tertentu. Sebagai contoh, siswa yang kurang mendapat perhatian dari gurunya akan menurun motivasi belajarnya. Tetapi tidak jarang ada sisswa yang berusaha mencari solusi untuk memecahkan hambatan pemenuhan kebutuhan seperti dengan mengerjakan pekerjaan rumah lebih baik atau prestasi dalam ekstrakurikuler guna memperoleh kembali perhatian dari gurunya. Hasilnya motivasinya yang semula menurun justru akan kembali muncul setelah kebutuhannya yang terhalangi kembali terpenuhi.
3.      Disonansi Kognitif
Disonansi kognitif terjadi jika dua persepsi dalam diri seseorang berbenturan sehingga menimbulkan kergangan. Tang bersangkuran akan berusaha mencapai konsonansi atau keseimbangan kognitif dengan memodifikasi salah satu persepsi agar sesuai. Sebagai contoh, seorang siswa yang tidak mempercayai adanya pengaruh kehadiran dengan prestasi belajar akan mengalami konflik di dalam diriya ketika diharuskan slalu datang tepat waktu. Konflik tersebut akan memengaruhi motivasinya untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Untuk menghilangkan konflik pskilogis didalam dirinya siswa tersebut harus menciptakan kondisi kosonansi atau keseimbangan kognitig dengan mengubah persepsinya tentang pengaruh kehadiran terhadap prestasi belajar

4.      Frustasid
Frustasi dalam darus iri seorang siswa bisa terjadi akibat terhalangnya pencapaian tujuan individu siswa yang diligatnya dari persepsinya sendiri bukan dari persepsi lingkungan di luar dirinya. Sebagai contoh, seorang siswa yang tidak memperoleh prestasi yang diinginkannya dan menghukum dirinya sendiri akan mengalami frustasi. Padahal, lingkungan termasuk gurunya tidak mengaggap dia gagal. Dalam kondisi seperti ini guru harus mampu mengembalikan kepercayaan diri siswa tersebut dengan mendorong siswa tersebut untuk membuka hati terhadap kenyataan menurut pandangan guru dan teman sekelasnya.

      F.     HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBERIAN MOTIVASI
Ranupandojo (hlm, 123-125) memberikan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan motivasi sebagaimana dirangkum berikut ini.
a.       Memahami adanya perbedaan individu baik secara fisik aupun secara emosional
b.      Setiap individu memiliki kepribadian yang unik sehingg memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi situasi tertentu
c.       Semua perilaku terjadi akibat adanya perbuhan baik dalam diri individu maupun dalam siruasi yang dihadapinya.
d.      Setiap individu memmiliki rasa ego yang cenderung mengabaikan kepentingan orang lain, akan tetapi secara rasional ia dapat menyesuaikandengan kepentingan orang lain.
e.       Emosi seseorang biasanya dapat dengan mudah dikenali dan sangat dominan dalam membentuk perilaku seseorang. Dengan melihat emosinya, kita dapat memperkirakan bagaimana perilakunya.
f.       Pada umumnya kita jarang mengetahui kondisi individu secara mendalam, sehingga sukat meperkirakan reaksinya terhadap situasi tertentu
Hal-hal di atas menunjukkan betapa sulit memberikan motivasi kepada seseorang secara tepat, kecuali diperoleh gambaran yang akurat dan mendalam tentang kepribadian individu tersebut serta pola-pola tanggapannya terhadap berbagai situasi.

      G.    DEMOTIVASI
Demotivasi adalah lawan kata dari motivasi. Jika motivasi merupakan pendorong dilakukannya suatu perbuatan tertentu, sebalinya demotivasi merupakan stimulus yang justrumenahan dilakukannya perbuatan tertentu. Dalam pembelajaran, kesalah guru dalam memberikan perlakuan kepada siswa justru akan memhuat terjadinya demotivasi dalam diri siswa untuk perpartisipasi dalam pembelajaran kemudian bermuara kepada kegagalan siswa dalam mecapai prestasi belajar yang diinginkan. Satu diantara jenis perlakuan yang bagi sebagian siswa menjadi faktor demotivasi adalah hukuman dan sikap guru yang menjaga jarak sosial ari siswanya. Pengumuman predikat juara kelas yang tidak disertai penjelasan rasional terhadap kelompok siswa bisa menjadi faktor demotivasi bagi siswa yang tidak memperoleh predikat tersebut.
            Perlakuan lain yang dilakukan oleh seorang guru dan dapat berakibat terjadinya demotivasi belajar dalam diri siswa adlah mempermalukannya di depan teman satu kelas. Mengumkan kelemahan atau menyampaikan kata-kata yang merendahkan harkat siswa didepan teman – tamannya dikelas atau tindakan lain yang memermalukan siswa dimata teman sekelas selain akan menimbulkan demotivasi tidak jarang menimbulkan  

0 komentar

Post a Comment